Jakarta, 31 Oktober 2023 – Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar mempengaruhi harga komoditas tanpa terkecuali daging sapi. Kondisi pasokan daging sapi dan indukan sapi yang terbatas, berbanding terbalik dengan konsumsi daging masyarakat Indonesia yang terus meningkat. Saat ini Indonesia baru memenuhi secara mandiri 60% dari total kebutuhan daging nasional, sedangkan 40% lainnya dipenuhi dari impor baik daging sapi maupun sapi hidup.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Direktur Utama PT Berdikari Muhammad Syarkawi Rauf dalam wawancaranya dengan CNBC Indonesia yang ditayangkan pada Senin (30/10/2023) menyebutkan bahwa PT Berdikari selain mengupayakan penyediaan kebutuhan daging sapi di tengah masyarakat, dalam jangka panjangnya PT Berdikari juga merancang rencana yang mencakup berbagai aspek industri peternakan sapi.
Syarkawi menyebutkan bahwa, “PT Berdikari telah mengupayakan ekosistem bisnis yang terintegrasi sesuai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) PT Berdikari, mulai dari breeding sapi hingga melahirkan sapi-sapi bibit, sedangkan anak sapi jantan akan dijadikan sapi bakalan untuk dilakukan fattening. Dengan cara ini, PT Berdikari berharap dapat meningkatkan pasokan daging sapi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.”, ungkapnya
Hal ini merupakan langkah konkret PT Berdikari untuk mendukung program Presiden Jokowi dalam meningkatkan populasi sapi dalam negeri, hal ini sesuai dengan komitmen dan visi PT Berdikari. PT Berdikari berharap dapat mencapai swasembada daging sapi dalam 4 -5 tahun kedepan melalui upaya yang komprehensif dalam pengembangan industri peternakan sapi di Indonesia.
Dengan upaya tersebut PT Berdikari mendukung program pemerintah dalam ketergantungan impor dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, sehingga 90% kebutuhan daging sapi di Indonesia dapat dipenuhi dari dalam negeri, sesuai dengan standar FAO (Food and Agriculture Organization) agar Indonesia menjadi negara yang dapat mencapai swasembada daging sapi, ucap Syarkawi.