Berdikari berpartisipasi dalam Gerakan Makan Telur Bersama di Lapangan Desa Kebumen, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Minggu (25/9). Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Pemerintah Kabupaten Kendal, Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Kendal, dan Perum Bulog.
Menurut Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah stunting karena telur memiliki banyak kandungan nutrisi yang mampu menjadi asupan pangan tambahan yang efektif bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita agar anak-anak Indonesia terhindar dari stunting.
Berdikari berkomitmen bersama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, asosiasi peternak, dan pihak swasta untuk mempromosikan gemar makan telur kepada masyarakat serta mendukung upaya percepatan stunting dan pencegahan kerawanan pangan dan gizi.
Kegiatan Gerakan Makan Telur Bersama diawali dengan jalan sehat dan dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara NFA dengan BKKBN serta penyerahan simbolis 1.000 paket bantuan pangan untuk keluarga yang memiliki anak stunting, termasuk di dalamnya terdapat 300 kaleng kornet dari Berdikari. Para produsen peternak yang tergabung dalam Koperasi Unggas Sejahtera Kendal juga ikut terlibat karena sebanyak 15.077 telur hasil produksinya dibagikan kepada masyarakat.
Menurut Arief, ketahanan pangan dan gizi selalu menjadi isu strategis nasional, karena pemenuhan pangan merupakan hak setiap warga negara yang harus dijamin kuantitas dan kualitasnya, aman dan bergizi untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, aktif dan produktif. Arief menambahkan bahwa memperkuat ekosistem pangan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir saat ini sedang menjadi fokus, termasuk pengentasan daerah rawan pangan, stunting, dan penganekaragaman konsumsi pangan.
Tingginya konsumsi padi-padian, minyak, dan lemak serta kurangnya konsumsi pangan hewani, sayur, buah, dan umbi-umbian membuat kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia masih belum beragam dan bergizi seimbang, berdasarkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2021.
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang mudah didapat dan relatif murah, di mana kandungan nutrisinya sangat lengkap baik dari segi makro maupun mikronutrien. Jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia berada di urutan ke-15 dunia dengan konsumsi telur 7,5kg/kapita/tahun.
“Tentu upaya peningkatan konsumsi telur perlu terus dilakukan melalui gerakan gemar makan telur seperti hari ini. Kita sosialisasikan tagline Makan Enak Makan Sehat Makan B2SA, yaitu Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman,” ungkap Arief.
“Seperti kita ketahui, angka prevalensi stunting Indonesia tahun 2021 masih sebesar 24,4% sedangkan standar WHO adalah 20%, sehingga Indonesia masuk kategori masalah stunting yang tinggi. Bapak Presiden Joko Widodo sangat konsern atas hal tersebut dan memberikan arahan kepada kita semua agar di tahun 2024 angka prevalensi stunting Indonesia harus bisa di bawah 14%. Tentunya perlu kerja keras dan keterlibatan semua pihak baik pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat agar prevalensi stunting terus menurun seperti yang ditargetkan oleh Bapak Presiden.” tambah Arief.
Kegiatan Makan Telur Bersama dihadiri oleh Kepala NFA, Kepala BKKBN, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (ForKoPimDa), Bupati Kendal, Perum Bulog, ID FOOD dan BUMD Jateng.